Selasa, 24 Agustus 2021

So.. Are You Lonely?

Title: So.. Are You Lonely?
Genre: Slice of Life, Short Story

"Jadi bagaimana harimu pagi ini?"

Aku termenung, sejenak memikirkan perseteruanku dengan ibu.

Pagi ini aku dan ibu kembali bercekcok; memikirkan bagaimana uang bisa turun dari langit dalam satu doa–tidak perlu ditelaah ini memang mustahil–dan ibu yang bersikeras memintaku mencari pekerjaan baru.

Aku menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaannya. Dihadapanku terdapat pria paruh baya dengan batang rokok di antara dua jarinya, itu Bambang Sutesno, salah satu agen rentenir sekaligus sohib baikku di kota ini.

"Seperti biasa," jawabku.

Jakarta memang indah dengan mentari dan alunan klakson mobil. Aku menyandarkan diri di pagar jembatan, mengakui kedamaian jalan raya–melupakan bagaimana suramnya ekonomi dan kriminalitas di antaranya–saat ini.

"Berantem lagi?"

Obsidian bulatku mengecil, napasku tersengal diiringi dengan kepalaku yang menunduk; malu. "Begitulah." Ku ukir senyum selebar mungkin, ini bukan waktu yang tepat untuk bertekuk lutut kepada rintik.

Bambang membuang batang rokoknya, mengambil yang baru kemudian mematik api; membakar ujung tangkai tembakau. "Kenapa tidak kamu turuti saja?" Ia menyesapnya, meninggalkan kepulan asap dari sudut bibirnya.

"Kapan kamu akan berhenti menyesap rokok, Bambang?" tanyaku mengalihkan topik. Pekerjaan ini adalah satu satunya jalan untukku menghidupi keluargaku—meski menjadi kolega bisnis ilegal termasuk pekerjaan haram, bagaimana pun aku harus memegang setidaknya satu pekerjaan.

Ia tertawa, pria dengan tampang seram berhati lembut itu seolah tengah menyayat hatinya sendiri, "Saya bukan perokok tapi saya butuh ini untuk menenangkan pikiran," begitu katanya.

"Lalu apa yang mengusikmu?"

Pria paruh baya itu tersenyum tipis, tangannya menaruh gelas plastik berisikan kopi di atas pagar jembatan. "Kamu pasti ingat bagaimana ayah memperlakukan kami." Matanya terpejam–ditambah dengan kepalanya yang menunduk serta sayatan pada tangan yang selalu ia banggakan–nampak sendu.

Aku mencoba mengingat - ingat peristiwa dua tahun lalu, itu adalah saat aku menyelamatkannya dari kejaran kakek gila di desa. Pria asal Cirebon ini berlari tertatih - tatih dengan luka lebam di sekujur tubuh–pelakunya adalah ayahnya sendiri, seorang pria tua tidak ingat umur yang suka mabuk - mabukan, kerjanya hanya menganiaya istri dan anaknya. Beruntung hari itu dirinya bisa selamat dari kejaran sang kakek. Namun sayang, ibunya meninggalkan dirinya tepat di depan matanya–tengah tersenyum menatapnya sembari menahan darah yang turun dari perut akibat pisau yang menancap.

Saat itu aku masih berusia dua belas tahun, ibuku memanggilnya–sebagai alibi agar pria dihadapannya bisa selamat–seolah kami teman dekat, berhasil menghentikan kejaran pria tua di ujung jalan. Saat itu kami langsung menelepon polisi, bahkan mereka melihat detik detik si ibu tua ditancapkan pisau belati.

Kemarin malam, hari itu kembali terjadi kepadanya. Sang ayah–yang entah bagaimana berhasil kabur dari penjara–kembali menghampirinya, membawa pistol dengan tiga peluru di tangannya. 

"UANG! UANGKU ADA DI DALAM SANA!!" teriaknya.

Bambang yang letih sontak terkejut, ia segera menutup pintu–menguncinya rapat rapat–dan berlari meraih ponselnya, mencoba menelepon polisi dan penghuni kost untuk berhati - hati.

Kembali ia merasakan traumanya, berulang kali ditemukan tengah menyendiri disudut tembok dengan puluhan guratan merah di tangan. Tidak hanya itu, rambutnya pun rontok di dalam sana, meninggalkan luka merah pada kepalanya.

Hingga hari ini ia kembali ke rumahku, mengajakku mengelilingi Jayakarta yang indah tanpa satu benang kusut.

Aku mengelus pundaknya membawanya kepelukanku, mencoba menenangkannya. "Lupakan itu, kamu aman bersamaku."

"Saya harap pun begitu."

Aku tertawa renyah, melepas pelukan itu sejenak, dan menariknya pergi dari jembatan penyeberangan. "Daripada kamu pikirkan itu, bagaimana jika kita cari pekerjaan baru untukku," seru ku.

Analisis Platform Komunikasi Digital dan Monetisasi, YouTube

  Latar Belakang Dalam era digital ini, platform komunikasi digital telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, tidak hanya ...